Sebuah Cerita

Icha Hanin
Sep 3, 2020
Photo by Alex Iby on Unsplash

Pernah ada satu cerita, tentang dua orang manusia. Tepatnya si pria dan si wanita. Keadaannya mereka punya mimpi yang sama. Menyadari bahwa mereka bisa mewujudkannya berdua. Tanpa adanya orang ketiga, keempat, atau kelima.

Mereka tampak berani. Seperti melawan apapun mereka pasti sanggupi. Tak ada yang mereka takuti. Tak menyerah diri karena memang tak tega melukai hati.

Tak kenal lelah, tak pernah ada kata menyerah. Kata si pria, “Kita jangan sampai kalah”, kata si wanita, “Jangan juga sampai salah arah”.

Sampai akhirnya langkah mereka melambat, mereka tak sanggup sampai tempat. Si wanita bertanya, “Apa kita tersesat?”, lalu si pria menjawab, “Tidak, hanya aku yang sudah penat”. Lalu diam menjadi sebuah keadaan yang sangat menyayat.

Berhenti. Si wanita berkata, “Aku tak sanggup melukai hati ini, lagi.”, si pria menimpali, “Aku hanya mengikuti apa mau kau saat ini”. Lalu diam menjadi saksi mereka tak akan saling menyakiti. Dan akhirnya membuang sebuah mimpi yang dulu maunya dikejar sampai mati.

Harus bagaimana? Semua sudah tak lagi sama. Mereka sudah membuangnya. Mimpi yang dulu digenggam berdua. Sekarang mereka ditempat berbeda. Saling berdoa untuk sebuah akhir yang bahagia.

Hanya wajahnya yang terbayang, terkenang. Sebuah memori yang membuat tersipu malu siapapun yang ingin tahu. Aku hanya bercerita tentang si pria dan si wanita di sebuah kota bernama Yogyakarta. Kota mistis nan romantis yang menjadi saksi sebuah cerita yang puitis dan juga tragis.

--

--

Icha Hanin

Love to spill what’s going on in her head into words